You Are Reading

0

Di Balik Perjuangan R.A Kartini

Sepuluh Tiga™ Minggu, 22 April 2012


Buku Habis Gelap Terbitlah Terang (Door Duisternis tot Lich) merupakan bukti nyata  dokumentasi surat R.A Kartini yang kemudian di terbitkan oleh balai pustaka dan akhirnya disempurnakan oleh Armijn Pane. Pelopor kebangkitan perempuan, dengan semangat membela hak kaum hawa untuk turut terjun dalam dunia pendidikan.

Anak dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, mengawali dibukanya pintu gerbang akses pergerakan perempuan Indonesia di luar rumah. Keberadaan Kartini menggema seantero Negeri, perjuangannya mendapat sambutan hangat sampai pada kaum bangsawan.

Keputusan Presiden Soekarno No.108 Tahun 1964, menetapkan Kartini  tanggal 2 Mei 1964, sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.  Sekaligus menetapkan hari kelahirannya, 21 April, sebagai hari Kartini yang semarak  diperingati setiap tahun.

Menyandang kemuliaan sebagai anak seorang Bupati Jepara,  Kartini hadir untuk memposisikan kaum hawa sebagai bagaian dari anak manusia yang layak mendapatkan kebebasan. Bebas berpendidikan, keluar rumah dan berkarir sebagaimana laki-laki.

Namun, kebebasan yang diusung Raden Ajeng Kartini bukan pembebasan sebagaimana yang digencarkan kaum feminisme dengan kesetaraan gender. Melainkan meletakkan kedudukan secara proporsional, tidak melebihkan atau mengurangi hak dan tanggung jawab diantara laki- laki dan perempuan.

Posisi keduanya adalah  saling menghormati, mendukung, menghargai, dan menjaga kebebasan masing-masing. Tidak menyalahi kodrat wanita sebagai ibu rumah tangga dan istri setia bagi suaminya.

Perjuangan Raden Kartini dilatarbelakangi dengan kondisi perempuan yang dianggap tidak lebih dari tempat pelampiasan nafsu syahwat laki- laki. Di kung- kung dalam rumah, tidak diperkenankan menuntut ilmu dan berkarir.

Secara naluriah, kondisi tersebut sangat tidak rasional dengan kejiwaan perempuan. Tak ayal mereka hanya diam di rumah tanpa persaingan kualitas diri. Padahal, dengan kemandirian ilmu, maka kaum hawa akan mampu mendidik anak- anaknya unggul di kemudian hari. Tidak hanya itu, dengan ilmu juga dapat memberikan manfaat yang besar untuk keberlangsungan hidup manusia.

Kesetaraan Gender
Sosok bersahaja keturunan Ningrat, Kartini dianggap sebagai tokoh emansipasi wanita di Indonesia. Namun pandangan ini disalahgunakan oleh kaum feminisme sebagai ajang untuk mempelopori gagasannya di zaman sekarang. Atas nama kebebasan yang akhirnya kebablasan.

Menelisik dokumentasi gerakan feminisme ala barat penuh cela. Propaganda pemikiran yang murni sejatinya tidak lekang oleh perubahan zaman dan waktu. Sebagaimana perjuangan Kartini hingga detik ini. Namanya tetap harum, penuh kenangan indah.

Sangat kentara perbedaan dengan budaya feminisme yang menjerumuskan. Julia Kristeva dalam paparan buku yang berjudul Women’s Time menjelaskan bahwa gerakan feminisme merupakan ruang liberasi kaum wanita seluruh dunia.

Pada 1968 atau 64 tahun setelah wafatnya Raden Kartini, mencuat perbedaan radikal dan mendorong eksistensi paralel antara perempuan dan laki-laki. Kesetaraan yang tidak cocok digemakan. Perjuangan tangguh Kartini adalah karya besar kaum hawa yang sesuai dengan tuntutat zaman kala itu.

Artinya, untuk zaman kontemporer saat ini, feminisme hadir sebagai gerakan nyeleneh. Tidak jelas tujuan yang hendak dicapai. Karena kedudukan laki-laki dan perempuan sekarang cukup representatif dengan tidak mengekang. Hanya butuh sedikit polesan peraturan dan penegakan keadilan yang tidak tebang pilih.

Isu RUU Kesetaraan Gender yang didentumkan oleh DPR RI, Minggu 8 April 2012 menambah suasana panas kaum feminisme untuk meng goal kan visinya, membobrokkan anak Bangsa. Pejabat Negeri ini justru disibukan dengan kebijakan yang memperumit masalah perempuan.

Momentum hari Kartini, Sangat apik jika dijadikan oleh para aktivis perempuan dalam setiap levelnya. Bersatu untuk menggemakan kembali perjuangan hakiki dan memerangi gerakan feminisme yang terjelma menjadi RUU Kesetaraan Gender. Karena peraturan di dalam rancangan tersebut mengekang kodrat alamiah perempuan.

Sejatinya RUU Kesetaraan Gender adalah alat untuk membuat kebijakan pro kaum hawa oleh para aktivis perempuan tingkat Nasional, terutama Anggota Komisi VIII DPR RI yang membidangi keperempuanan Indonesia. Selain itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak juga dapat berpartisipasi aktif dengan membuat program kerja yang solutif. Mensosialisasikan dan mendongkrak  kebijakan yang mengamankan posisi wanita.

Makna Hakiki

Perjuangan Raden Adeng Kartini perlu dimaknai sebagai wahana keadilan perempuan yang banyak bercerai – berai.  Kenyataannya,  kaum hawa kurang mendapat perhatian perlindungan baik secara de jure, apalagi de facto. Menitik beratkan pada solusi atas permasalahan kontemporer yang terjadi.

Masalah yang lebih hakiki saat ini adalah membebaskan korban pelecehan seksual, penjualan perempuan, kekerasan dalam rumah tangga, traficking, pelacuran, TKW, aborsi tingkat remaja, seks bebas para pemudi dan masih banyak lagi model ketidakadilan yang terjadi.

Kaum perempuan belum sepenuhnya bisa mewujudkan cita-cita Kartini. Porsi perempuan yang saat ini telah mandiri di ruang publik, memperoleh pendidikan tinggi, dan sukses meniti karir. Namun, tidak sedikit pula perempuan yang masih berada dalam posisi yang sangat jauh dari keadilan.

Hakikat perjuangan Kartini tidak hanya sekedar memorehkan perempuan boleh keluar rumah. Tetapi sejauh mana keberadaannya memberi manfaat ganda dalam kehidupan. Sukses menjadi istri dan ibu dalam rumah tangga tidak boleh ditingalkan.

Ketimpangan pemikiran yang marak tersebar adalah dengan pembebasan berkarier bagi perempuan, lalu menjadi alasan bagi mereka untuk kurang perhatian pada anak. Disinilah letak kerusakan yang terjadi. Frame berfikir perempuan seharusnya menyederhanakan tugas karir dengan tidak mengabaiakan perannya sebagai ratu di rumah bagi keluarga.

Oleh karena itu adil saat ada cuti hamil dan melahirkan untuk wanita karier dalam pemenuhan tugas keibuannya. Perempuan yang aktif di ranah publik harus mampu memberikan hak anak dan suami dalam rumah tangga. Sehingga tidak ada istilah perceraian dan tingginya tingkat kriminalitas yang dilakukan remaja.
Pemuda hari ini yang terjerumus dalam peredaran gelap narkotika, pecandu, terserang HIV AIDS, seks bebas, aborsi dan sederet kenakalan remaja adalah mereka yang tidak mendapat pemahaman penuh akan makna hidup. Tugas pentransferan ilmu pengetahuan dan kepribadian anak lebih dominan dan strategis dilaukan orang tua.

Dalam hal ini, penulis mengajak para orang tua untuk menyisihkan waktunya secara berkesinambungan. Misalnya mengajarkan keluhuran akhlak dengan kisah heroik pahlawan dalam dongeng sebelum tidur. Memperhatikan cara makan, minum, dan perilaku anak sesuai adab, mengamati ucapan anak dalam memfilter tontonan TV dan sebagainya.

Ketauladanan orang tua, terutama ibu sangat mempengaruhi kondisi kejiwaan anak. Tidak hanya bisa dilakukan dengan say hello ketika hendak berangkat bekerja dan saat pulang. Dengan kelebihan aktif di luar rumah, menuntut perhatian lebih bagi wanita karier. Sehingga perlu keseimbangan dalam pembagian waktu.
Artinya, menjadikan waktu perjumpaan dengan buah hati, meninggalkan kesan indah. Setiap pertukaran detik kebersamaan, menjalin kasih sayang dan memberi pelajaran. Peran ini harus maksimal dan tidak boleh dianggap remeh, karena sebagai penentu masa depan anak.

Makna perjuangan Kartini, masa sekarang menjadi momentum instropeksi diri tentang apa yang telah kita lakukan. Menyebarkan manfaat sebanyak- banyaknya untuk keadilan perempuan.
Peringatan hari kartini yang acap kali dihebokhan di dunia pendidikan, terutama  tingkat TK dan SD dengan acara 21 Srikandi bersepeda Jepara-Bandung, maraknya penyewaan pakaian adat daerah, maupun diskon serta bazar yang digelar, hendaknya tidak melunturkan tujuan awal perayaan. Yaitu sebuah ajang bergengsi perbaikan nilai luhur perempuan.

Perayaan hari kartini bukan hanya seremonial belaka tanpa makna.  Perbaikan perilaku perempuan Indonesia dalam mensinergiskan perannya untuk sukses tidak hanya di luar rumah, terlebih di dalam rumah.
Selamat hari Kartini buat kaum perempuan.

Semangat melakukan perbaikan besar buat Indonesia !!!

Sumber : Kammi

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2012 Sepuluh Tiga™